Minggu, 17 Oktober 2010

Penyebab Haramnya Babi

Topik kita kali ini sangat menarik dan sangat beragam tanggapan yang kita dapatkan.
Tentang haram itu, ada haram yang 'aradhi, yaitu sesuatu yang haram karena sesuatu sebab, dan ada haram dzat, yaitu sesuatu yang karam karena memang diharamkan secara mutlak oleh Allah SWT, antara lain adalah babi.

Kalaulah sesuatu itu diharamkan secara mutlak oleh Allah, maka pasti akan memberi dampak yang sangat nyata kepada si pelakunya,baik secara fisik maupun psikologis.

Adapun tentang penyebab haramnya babi, bahwa dengan memakan babi akan memberikan dampak kepada pengosongan jiwa dari si pelaku/pemakannya, sehingga nafsu tidak akan tersaring lagi (QS 3 : 14; QS 8 : 24).

Jadi, haramnya babi bukan lantaran cacing pita (yang sangat berbahaya bagi kesehatan) yang ada pada daging babi tersebut, sebab daging binatang lain (yang halal) pun ada yang terdapat cacing pita misalnya daging sapi bahkan pada jenis ikan.
Di samping itu, dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pengolahan makanan, bukan hal yang mustahil cacing pita yang sangat berbahaya itu pada suatu ketika tidak lagi menjadi ancaman bagi manusia yang memakan jenis gading tersebut. Lantas, memakan babi dan semua unsur serta turunan dari babi menjadi halan?
Dan, bukankah kita semua memakan daging sapi dan ikan?

Haramnya babi adalah sebab faktor psikologis si pelakunya, yaitu merusak jiwa lantaran nafsu mendominasi/menguasai lubb (albab), sedangkan lubb (anatara lain diterangkan pada QS 39 : 18) adalah satu jalan tempat kebenaran (Islam) masuk ke dalam nurani manusia. Lemahnya atau bahkan tersumbatnya lubb maka akan menyebabkan manusia itu berada di dalam kesesatan (jauh dari kebenaran Islam) selama-lamanya.
Sebagai dampak lanjutannya, bahwa dengan rusaknya nurani (suara kebenaran) adalah suatu kepastian rusaknya seorang manusia yang akan membawa di dalam langkah, kiprah serta pola kehidupannya.

Bukankah babi itu setiap setangah jam sekali pasti makan?
Manusia yang secara psikologisnya demikian maka akan membuatnya "makan" apa saja, sebab nuraninya tidak mampu lagi memilih ataupun memilah!

0 komentar:

Posting Komentar